Berikut Kegiatan literasi hari ini:
- Silakan kalian membaca cerpen yang diberikan, yang berjudul "5 cara menggunakan AI secara etis dalam publikasi riset"
- Perhatikan kata yang dicetak merah
- Cari definisi dari kata-kata tersebut, kalian bisa mengunjungi https://kbbi.web.id/ atau dari sumber lainnya
- Tulis kata – kata tersebut beserta definisinya di buku literasi kalian
Kerjakan dengan baik dan bertanggungjawab.
Salam Literasi
Terimakasih 🙏
-Tim Literasi-
5 cara menggunakan AI secara
etis dalam publikasi riset
Penemuan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)
bertujuan untuk menciptakan teknologi yang dapat meniru kemampuan kognitif
manusia. Ini termasuk mempelajari hal baru, menerjemahkan bahasa, memproses
informasi, memecahkan dan menganalisis masalah, hingga mengidentifikasi pola
dan tren suatu fenomena.
Dalam dunia riset, AI dapat membantu para
peneliti untuk menemukan informasi yang relevan dengan lebih
cepat dan mudah, menganalisis data, menerjemahkan manuskrip,
meringkas artikel ilmiah, hingga mengembangkan model dan simulasi untuk
memahami fenomena yang kompleks. Bahkan, AI dapat membantu peneliti melakukan
eksperimen yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan karena alasan
biaya, waktu, atau keamanan.
Namun, kekhawatiran terkait penyalahgunaan
AI dalam publikasi riset telah terbentuk di sebagian
kelompok peneliti dan akademisi. Mereka percaya, AI rentan pemalsuan data,
manipulasi hasil penelitian, plagiarisme, bahkan pencurian penelitian
orang lain. Hal ini tentunya akan berdampak serius pada kepercayaan terhadap
keaslian ide dan kualitas publikasi .
Risiko penggunaan AI dalam publikasi riset
Beberapa contoh mesin
percakapan berbasis AI, seperti Gemini dari Google dan ChatGPT dari OpenAI memiliki kemampuan menemukan referensi dan data yang relevan secara cepat dan
efisien di Internet.
Bahkan, pengguna juga dapat memerintahkan AI untuk
menyimpulkan teks hasil pencarian secara otomatis tanpa mengubah makna
aslinya. Kemampuan ini dapat membantu peneliti dan penulis dalam
tahapan tinjauan literatur hingga interpretasi data.
Namun, kemudahan ini berisiko “menumpulkan” kemampuan para
peneliti dalam membaca dan berpikir kritis pada proses brainstorming untuk
mematangkan penelitian. Padahal, kemampuan inilah yang membedakan peran
peneliti yang semestinya tidak dapat digantikan oleh AI.
Etika penggunaan AI dalam riset
Risiko di atas
menunjukkan mengapa peneliti penting untuk memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip etis penggunaan AI dalam publikasi riset. Supaya, AI dapat
digunakan secara bertanggung jawab, adil, dan tidak menggantikan kemampuan
manusia dalam meneliti.
1. Tuangkan ide dan hasil penelitian dengan
gaya tulisan khas.
Meski menggunakan AI, pastikan kamu memproses dan menuliskan
kembali informasi hasil pencarian dengan gaya tulisanmu sendiri. Teknologi AI
memang dapat membantumu memperbaiki tata bahasa, tetapi AI tidak dapat
menggantikan kreativitas tulisan, nalar pikir kritis, dan proses analisis.
Gaya tulisan khas menunjukkan pemikiran dan ide
unik kita yang tidak dapat ditiru oleh AI. Selain itu, memiliki kekhasan gaya
tulisan dapat membantu membangun kepercayaan dan koneksi kita sebagai
peneliti dengan para pembaca.
2. Sebutkan bahwa kamu menggunakan AI dalam
publikasi riset.
Meski telah menuliskan kembali dengan gaya tulisanmu sendiri,
tetap ungkapkan peran AI terhadap penyusunan naskah publikasimu. Ungkapkan
secara jelas, apakah AI berperan dalam penyusunan latar belakang, metode, atau
pembahasan naskah. Dengan demikian, pembaca tahu bahwa kamu berkomitmen
untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab dan transparan.
Praktik ini sudah lazim dilakukan. Bahkan, kamu bisa menemukan
beberapa jurnal yang mewajibkan penyebutan penggunaan AI dalam metode penelitian jika
penelitian tersebut melibatkan AI dalam penyusunannya.
3. Cek kembali dari mana AI mendapatkan sumber
informasi.
Ketika diperintah, mesin pencarian AI dapat melampirkan referensi seperti tautan situs web, buku, atau artikel ilmiah. Namun,
terkadang hasil pencarian AI memunculkan tautan yang salah atau nama buku yang
keliru karena sumber data yang tidak faktual dan terbatas.
Jika menyalin informasi tersebut tanpa mengeceknya terlebih
dahulu, kamu berisiko melakukan plagiarisme. Karena itu, cek kembali rekomendasi referensi yang diberikan oleh AI melalui mesin pencari di
internet. Ini bisa membantumu menemukan sumber yang lebih valid.
Dengan mencantumkan referensi yang tepat, kamu tidak hanya
menunjukkan komitmen terhadap nilai integritas dan
menghargai karya orang lain, tapi juga meyakinkan pembaca bahwa tulisan yang kamu sajikan akurat dan kredibel meski menggunakan bantuan AI.
4. Pilih AI yang sesuai.
Oliver Grünvogel, seorang ahli penerapan AI untuk Life Science, menekankan pentingnya memilih AI yang
tepat untuk tugas tertentu, seperti memperbaiki tata bahasa, membuat ringkasan,
atau menerjemahkan teks. Sebab, sistem AI dengan tugas yang spesifik dilatih
dengan pola kumpulan data sesuai fungsinya, sehingga menghasilkan luaran atau
prediksi yang lebih akurat dan meminimalkan bias dalam hasil penelitian.
Oliver juga menyebutkan beberapa contoh program berbasis AI yang
bisa digunakan oleh peneliti untuk penulisan publikasi, seperti Paperpal, Text
Blaze, Grammarly, dan Writier. Sementara untuk tugas tinjauan literatur, Oliver
merekomendasikan beberapa aplikasi AI seperti R Discovery, Scite AI, Connected
Papers, Research Rabbit, dan Journal Finder.
5. Perhatikan bagaimana datamu akan digunakan
dan disimpan.
Jika kamu menggunakan AI untuk mengolah data penelitian, aspek privasi penting untuk diperhatikan. Untuk meningkatkan privasi agar data
lebih sulit diretas atau diakses, kamu bisa melakukan hal-hal
seperti, 1) Memilih AI yang tidak menyimpan atau memproses data di satu lokasi
pusat, 2) Memberikan informasi minimal atau sesuai yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, 3) Menghindari AI yang mengumpulkan data pribadi yang
tidak perlu, seperti informasi pribadi responden penelitian atau rekam medis,
serta 4) Menghindari penggunaan AI yang tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana data tersebut akan
diolah dan penjelasan yang jelas tentang cara kerjanya.
Selain itu, melakukan pengaturan privasi untuk
setiap aplikasi AI yang kita gunakan juga dapat membantu menjaga privasi data.
Jangan kalah dari AI
Menerapkan penggunaan AI
secara etis saja tidak cukup bagi seorang peneliti. Peneliti juga memiliki
tanggung jawab terkait pengembangan diri agar tidak semakin tertinggal di
tengah pesatnya kemajuan teknologi AI. Peneliti dituntut menajamkan kemampuan
diri dalam menulis, berkolaborasi, memecahkan masalah dan menganalisis data,
berpikir kritis dan kreatif, hingga mampu memahami bahasa pemrograman.
Selain itu, sudah
saatnya komite etik institusi pendidikan mulai mempertimbangkan aspek
‘keberadaan penggunaan AI’ dalam menilai kelayakan sebuah penelitian.
Dengan digabungnya kapasitas peneliti dan
penerapan penggunaan AI secara etis, peneliti dapat berkontribusi nyata pada kemajuan
teknologi AI yang bertanggung jawab, berkualitas, dan bermanfaat bagi masyarakat.
TUGAS :
Carilah makna kata-kata yang tercetak warna merah
Presensi
Salam Literasi